Legenda Zelda: Nafas Alam Liar lebih dari sekedar awal dari a gaya permainan baru untuk Zelda seri -- itu juga mewakili akhir dari Zelda Linimasa. Dengan Legenda Zelda: Air Mata Kerajaan sebagai tindak lanjut dari game itu, masuk akal jika itu akan terjadi di akhir garis waktu yang sama. Namun, Air mata Kerajaan 's cerita tidak membuat hal-hal begitu mudah.
GULIR UNTUK LANJUTKAN DENGAN KONTEN
Sejak resmi Zelda timeline pertama kali muncul di halaman 69 dari Legenda Zelda: Hyrule Historia (oleh Akira Himekawa, Eiji Aonuma, dan Shigeru Miyamoto) pada tahun 2011, para penggemar semakin tertarik untuk mencoba memahami garis waktu seri yang terkenal berantakan. Ketika Air mata Kerajaan tidak menjawab semua pertanyaan dengan sendirinya, tempatnya dalam pengetahuan seri yang lebih besar memang menyatukan sejarah Hyrule dengan cara yang menarik.
Kisah Air Mata Kerajaan Mengubah Timeline Zelda Menjadi Sebuah Siklus
Di dalam Air mata Kerajaan , Zelda dan Link tanpa disadari membangunkan kembali Ganondorf yang disegel jauh di bawah Kastil Hyrule oleh Raja pertama Hyrule: Rauru. Di tengah kekacauan, Pedang Master rusak, dan Putri Zelda secara tidak sengaja dipindahkan jauh ke masa lalu ketika Rauru pertama kali mendirikan Kerajaan Hyrule. Saat ini terjadi, Ganondorf naik ke tampuk kekuasaan pada periode waktu yang sama, menyebabkan Rauru menyerahkan nyawanya untuk menyegel Raja Iblis.
Setelah Rauru menyegel Ganondorf, Zelda menyerahkan kemanusiaannya untuk berubah menjadi naga abadi dengan harapan memberikan kekuatan yang cukup untuk Master Sword yang rusak untuk Tautan untuk memanfaatkannya di masa depan. Millenia berlalu, dengan Zelda bertahan sepanjang waktu sebagai naga dengan Master Sword bersarang di dahinya, hanya menunggu Link untuk menghapusnya dan mengalahkan Raja Iblis untuk selamanya.
Karena dia melakukan perjalanan waktu kembali ke masa lalu, secara teknis ada dua Putri Zelda yang hidup berdampingan setiap saat di setiap pertandingan: bentuk Naga Cahaya abadi miliknya , dan reinkarnasi Zelda apa pun yang ada di game tersebut. Tidak hanya itu, ini juga berarti bahwa Nafas Alam Liar penjelmaan Zelda selalu ditakdirkan untuk kembali ke masa lalu dan menjadi naga selama ribuan tahun. Ini melanggengkan siklus yang tampaknya berulang tanpa batas.
Air Mata Kerajaan Menempati Dua Tempat di Timeline Zelda
Untuk mencari tahu di mana Air mata Kerajaan cocok di Zelda waktu, dua faktor harus dipertimbangkan: pertama, di mana Nafas Alam Liar cocok dengan timeline, dan kedua, Air mata Kerajaan elemen perjalanan waktu. Berkenaan dengan poin pertama, ketika ditanya tentang Nafas Alam Liar penempatan pada timeline dalam sebuah wawancara dengan Famitsu , kata produser serial Eiji Aonuma (sebagaimana diterjemahkan oleh Siliconera ), 'Yah, tentu saja itu di bagian paling akhir. Tapi, saya mengerti apa yang Anda tanyakan, ini adalah garis waktu yang mana?' Ambiguitas parsial dari pernyataan ini selanjutnya ditekankan oleh Situs web Jepang Nintendo , di mana versi baru garis waktu telah diperbarui.
Tempat situs web Nintendo Nafas Alam Liar Dan Air mata Kerajaan tegas di akhir timeline, meski saat ini terputus dari semua game lainnya. Meskipun terputus ini, Nafas Alam Liar dan sekuelnya tetap dapat ditempatkan dengan percaya diri di titik terjauh di masa depan untuk seri Zelda. Mengambil konsep perjalanan waktu Air mata Kerajaan dipertimbangkan, hal-hal menjadi lebih menarik. Pada periode waktu lampau di Air mata Kerajaan , Rauru mendirikan kerajaan dari Hyrule bersama istrinya Sonia.
Menurut garis waktu Zelda, Kerajaan Hyrule dikatakan didirikan selama periode yang disebut 'Era Kemakmuran' -- menjadikannya periode itu Air mata Kerajaan kerangka waktu masa lalu terjadi di. Mengingat sifat ceritanya, Air Mata Kerajaan' Tempat sebenarnya di garis waktu tidak bisa sesederhana mengambil satu ruang tunggal. Alih-alih, ia memiliki dua posisi di garis waktu Zelda: satu di akhir (saat ini tepat setelahnya Nafas Alam Liar ) dan satu di awal: di masa lalu tepat setelah Legenda Zelda: Pedang Langit tapi sebelum Legenda Zelda: Topi Minish .
Memahami Kemungkinan Inkonsistensi Dalam Garis Waktu TOTK
Dengan putaran waktu yang ada seperti itu, Air mata Kerajaan pasti akan menimbulkan ketidakpastian karena ketidakkonsistenannya yang tampak. Misalnya, di seluruh Air Mata Kerajaan' S Kedalaman adalah potongan-potongan peralatan yang mengingatkan pada inkarnasi masa lalu Link. Mengingat bahwa garis waktu terpecah setelahnya Legenda Zelda: Ocarina Waktu , akan terlihat aneh untuk Tautan keduanya Legenda Zelda: Pembuat Angin dan asli Legenda Zelda untuk pernah ada bersama. Bagaimanapun, mereka lahir dalam realitas paralel menurut garis waktu resmi. Namun, Tunik Angin dan Tunik Pahlawan ada di dalamnya Air mata Kerajaan Kedalaman, langsung membantah klaim ini.
Prinsip yang sama ini juga berlaku untuk Ganondorf, yang merupakan subjek dari paradoks yang sama. Bagaimanapun, Raja Iblis secara teoritis harus disegel di bawah Hyrule selama peristiwa seluruhnya Zelda linimasa dimulai setelah Rauru menyegelnya sebelumnya Topi Berkuda, sampai sesudahnya Nafas Alam Liar . Meskipun demikian, Ganondorf muncul di banyak game sepanjang seri. Meskipun koeksistensi ini tampak paradoks, dengan cara yang sama Zelda dapat eksis sebagai naga dan eksis sebagai manusia secara bersamaan, demikian pula beberapa versi Link, Ganon, dan bahkan Hyrule sendiri.
Tentu saja, hingga versi lain dari Hyrule Historia atau timeline resmi serupa dirilis oleh Nintendo, penggemar akan dibiarkan mengisi detailnya sendiri. Faktanya, Eiji Aonuma menyatakan dalam wawancara yang sama dengan Famitsu (melalui Siliconera) bahwa tim Zelda sering kali mengubah dan memperbarui garis waktu agar sesuai dengan game baru, bukannya membuat game baru agar sesuai dengan garis waktu. Karena itu, setiap detail di setiap game mungkin tidak cocok dengan yang lainnya sesempurna yang diinginkan beberapa pemain. Ini mungkin mengapa garis waktunya menjadi sangat berbelit-belit, meskipun fakta itu tidak membuatnya kurang menyenangkan untuk menjelajahi pengetahuan Hyrule. Seperti yang dikatakan oleh sutradara serial Hidemaro Fujibayashi dalam wawancara dengan Famitsu: 'Itu… terserah imajinasi pemain, bukan?'
