Luca Guadagnino Panggil Aku dengan Namamu tidak persis tentang Hanukkah tetapi tentang menjalani hidup pada saat ini, seperti yang dieksplorasi melalui romansa gay yang mengejutkan. Namun, salah satu adegan terpenting dalam film ini berlatar waktu liburan, dan adegan yang merangkul semangat festival sedemikian rupa sehingga membuat Panggil Aku dengan Namamu salah satu film Hanukkah terbaik.
Sementara Panggil Aku dengan Namamu mengeksplorasi kisah cinta antara Elio muda yang berubah-ubah (Timothée Chalamet) dan Oliver (Armie Hammer) yang keren dan ilusif di Italia, keduanya tidak dapat tetap bersama selamanya. Menjelang akhir film, Oliver kembali ke Amerika Serikat, menghancurkan Elio, yang harus tetap berada di Italia. Beberapa bulan setelah kekasih berpisah, Elio mengetahui Oliver bertunangan dan berjalan ke ruang makan yang didekorasi untuk Hanukkah. Elio berhenti di depan menorah yang dinyalakan untuk malam ketujuh Hanukkah sebelum duduk di depan perapian keluarganya dan menangis selama hampir tiga menit penuh.
Untuk memahami mengapa Panggil Aku dengan Namamu adalah cerminan yang baik dari Hanukkah , penting untuk memahami asal usul festival tersebut. Juga dikenal sebagai Festival Cahaya, Hanukkah merayakan penahbisan kembali Bait Suci Kedua di Yerusalem, yang terjadi ketika Makabe memberontak melawan Kekaisaran Seleukia. Cerita berlanjut bahwa ketika orang-orang Yahudi masuk kembali ke kuil dan bersiap untuk upacara, hanya ada cukup minyak yang tersisa untuk menyalakan lampu untuk satu malam. Namun, keajaiban terjadi dan minyak bertahan selama delapan malam. Pada akhirnya, salah satu tema utama cerita adalah ketahanan.
Saat Elio duduk di depan api unggun, air mata mengalir di wajahnya, rasa sakit yang dia alami atas Oliver terlihat jelas. Tapi yang luar biasa dari adegan ini adalah emosi Elio mulai berubah saat dia duduk di depan api. Pada awalnya, dia tampak kesakitan, dihantui oleh kesedihannya. Kemudian transformasi ajaib terjadi dan dia mulai tersenyum. Momen ini tampaknya menunjukkan Elio telah bertahan melalui apa yang dia derita dan, seperti yang disarankan ayahnya di awal film, tumbuh dari kesedihannya. Pada saat ini, Elio mewujudkan tema ketahanan itu, meninggalkan film dengan nada yang menggembirakan daripada kesedihan.
Ketahanan emosional dan keyakinan akan masa depan yang cerah adalah kunci Hanukkah, dan Panggil Aku dengan Namamu benar-benar mewujudkan tema-tema itu. Dalam adegan terakhirnya, Panggil Aku dengan Namamu menjadi terikat erat dengan Hanukkah, menjadikannya salah satu film terbaik yang terkait dengan perayaan tersebut.